Friday, November 28, 2008

Kemangkatan YMM Raja Perempuan Besar Perlis



YMM Raja Perempuan Besar Perlis Tengku Budriah binti Almarhum Tengku Ismail mangkat pada jam 3.47 pagi di Hospital Kuala Lumpur. Berusia 84 tahun. Penerbangan TUDM dari Subang berlepas jam 9.00pagi-9.30 pagi. Dijangka tiba di Balairong seri Istana Arau Jam 11.30 pagi. Upacara pegkebumian di Makam Di Raja Arau selepas solat Asar. Seluruh rakyat negeri perlis pasti bersedih dengan berita ini namun ini adalah ketentuan ilahi. Semoga roh baginda dicucuri rahmat.

p/s: Pakteh bukanlah orang perlis tetapi bekas MB berkata selepas beberapa jam berada di Perlis, mereka layak menjadi rakyat negeri Perlis maka terasa benarlah pakteh ni orang perlis jugak, apatah lagi dah bertahun2 lamanya menetap dan mencari rezeki disini.

Wednesday, November 26, 2008

yoga, lembu dan babi

Assalamualaikum.
Pakteh tertarik dengan ulasan Tun Mahathir berkaitan isu yoga. Memang benar umat Islam haram memakan babi dna ini tidak bermakna niatnya untuk menyinggung kaum Cina.
Pakteh sendiri terfikir kebanyakkan pengganut hindu yang tidak makan daging lembu bukanlah niat mereka untuk menyinggung umat Islam di Malaysia yang tidak lama lagi akan merayakan Hari raya Aidiladha yang sudah pasti ribuan ekor lembu akan dikorban.

Dalam isu yoga ini juga sepatutnya pemikiran yang sama dapat diutarakan. Fatwa haram hanya untuk umat Islam, mengapa pula agama lain campur tangan dan tersinggung. Paling menyedihkan, umat Islam yang kefahaman Islamnya entah ditahap mana turut mempertikaikan Majlis Fatwa Kebangsaan yang terdiri daripada ilmuan Islam.

Terdorong oleh keadaan itu, pakteh membuat sedikit carian berkaitan yoga dan hubungkaitnya dengan agama hindu dan faktor "asana" yang dikatakan memberi implikasi kepada umat Islam.

____________________________________________________________________

Yoga (bahasa Sanskrit: योग , IAST: yóga, IPA: /joːgə/) merupakan disiplin-disiplin fizikal dan mental tradisional yang berasal dari India; matlamat yang dicapai disiplin-disiplin ini; dan salah satu dari enam fahaman ortodoks (āstika) dalam falsafah Hindu.[1]

Cabang-cabang yoga utama termasuk Raja Yoga, Karma Yoga, Jnana Yoga, Bhakti Yoga, dan Hatha Yoga.[2][3][4] Raja Yoga yang disusun dalam Sutra Yoga Patanjali, dan dikenali sebagai yoga begitu sahaja dalam konteks falsafah Hindu, merupakan sebahagian tradisi Samkhya.[5] Banyak lagi kitab Hindu yang membincangkan aspek-aspek yoga, termasuk Veda, Upanishad, Bhagavad Gita, Hatha Yoga Pradipika, Shiva Samhita dan pelbagai Tantra.

Istilah yoga dalam bahasa Sanskrit banyak maknanya seperti "menggabung", "menyatukan", "kesatuan", "gabungan"[6], atau "kaedah"[7][8][9] serta diterbit dari kata akar yuj, yang bererti "mengawal", "menyangga" atau "menyatukan".[10] Di luar India, istilah yoga sering disamakan dengan Hatha Yoga dan asananya (postur) atau bentuk senaman. Seorang pengamal Yoga dipanggil Yogi (uniseks) atau Yogini (perempuan).

Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Yoga_and_Buddhism#Yoga

The practice of Yoga is intimately connected to the religious beliefs and practices of both Buddhism and Hinduism.[30] However there are distinct variations in the usage of yoga terminology in the two religions. In Hinduism, the term "Yoga" commonly refers to the eight limbs of yoga as defined in the Yoga Sutras of Patanjali, written some time after 100 BCE. Whereas in the Vajrayana Buddhism of Tibet, the term "Yoga" is used to refer to any type of spiritual practice; from the various types of tantra (like Kriyayoga or Charyayoga) to "Deity-yoga' or 'guru-yoga'. According to the Microsoft Encarta Online Encyclopedia the "austerities, spiritual exercises, and trance states" in Buddhism are a sign of the strong influence of Yoga.[31] A contemporary scholar with a focus on Tibetan Buddhism, Robert Thurman writes that Patanjali was influenced by the success of the Buddhist monastic system to formulate his own matrix for the version of thought he considered orthodox.[32]

Menurut: http://en.wikipedia.org/wiki/Yoga#History_of_yoga

Yoga is intimately connected to the religious beliefs and practices of the Indian religions.[41] The influence of Yoga is also visible in Buddhism, a descendant of Hinduism, which is distinguished by its austerities, spiritual exercises, and trance states.[42][43]

Menurut: http://en.wikipedia.org/wiki/Asa

asana refers to two things: the place where a practitioner (yogin (general usage); yogi (male); yogini (female)) sits and the manner (posture) in which s/he sits.

Menurut: http://en.wikipedia.org/wiki/Yoga#History_of_yoga

Yoga and Islam

Malaysia's top Islamic body has passed a fatwa against Muslims practicing yoga, saying it had elements of "Hindu spiritual teachings" and could lead to blasphemey and therefore haraam. Muslim yoga teachers in Malaysia have criticized this decision and the fatwa as "insulting". [51] The fatwa was reportedly applied based on the conclusion that terms like asanas used in Yoga are "Hindu" in nature. [52] Ironically, the fatwa actually states that yoga practiced only in its physical exercise form to be permissible; however as explained in the official position paper, yogic spiritual teachings and goals such as annihilation of self and uniting of a human with God is not consistent with Islamic philosophy and faith. [53]. News of the yoga ban prompted criticism from activists and outrage from Yoga practitioners.[54][55]

Petikan dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Yoga

Sejarah Yoga

Ajaran Yoga dibangun oleh Maharsi Patanjali, dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal (Paramatman/Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran. Sastra Yogasutra yang ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra. Bagian pertama disebut: Samadhipada, sedangkan bagian kedua disebut: Sadhanapada, bagian ketiga disebut: Vibhutipada, dan yang terakhir disebut: Kailvalyapada.

Petikan dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Veda

Weda (Sanskerta: वेद; Vid, "ilmu pengetahuan") adalah kitab suci agama Hindu. Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari zaman India Kuno yang jumlahnya sangat banyak dan luas. Dalam ajaran Hindu, Weda termasuk dalam golongan Sruti (secara harfiah berarti "yang didengar"), karena umat Hindu percaya bahwa isi Weda merupakan kumpulan wahyu dari Brahman (Tuhan). Weda diyakini sebagai sastra tertua dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Pada masa awal turunnya wahyu, Weda diturunkan/diajarkan dengan sistem lisan — pengajaran dari mulut ke mulut, yang mana pada masa itu tulisan belum ditemukan — dari guru ke siswa. Setelah tulisan ditemukan, para Resi menuangkan ajaran-ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan.[1] Weda bersifat apaurusheya, karena berasal dari wahyu, tidak dikarang oleh manusia, dan abadi.[2] Maharesi Byasa, menyusun kembali Weda dan membagi Weda menjadi empat bagian utama, yaitu: Regweda, Yajurweda, Samaweda dan Atharwaweda. Semua itu disusun pada masa awal Kaliyuga.

_____________________________________________________________________________________

Daripada petikan di atas, pakteh Merahkan beberapa tempat yang mana pakteh percaya...yoga memang mempunyai kaitan yang amat rapat dengan agama hindu. Kepada umat Islam, masih banyak cara untuk kita bersenam...

Seringkali kedengaran bahawa tujuan mengikuti kelas yoga ialah untuk kesihatan dan ketenangan jiwa...terfikirkah bahawa cara terbaik memiliki ketenangan jiwa ialah mendekati Allah SWT...dan bukannya bermeditasi seperti ini...

p/s: Sedih melihat Agama dan Bangsa dilenyek2 macam tempoyak durian.

Tuesday, November 25, 2008

Happy Besday - Mukhriz Mahathir


Assalamualaikum
Pakteh terbaca dalam blog Dr. Novandri ja yang Dato' Mukhriz besday ari ni..
jadi di kesempatan ini pakteh nak ucapkan Selamat Hari Lahir yang ke 44, moga sukses dan lebih berjaya selepas ini.

Monday, November 24, 2008

Kenalilah Khairy melalui isi hati kita sendiri…








































































































Assalamualaikum.

Tajuk tu pakteh ambik dari blog Pro Khairy. Gambaq yang pakteh letakkan ni pun dari blog yang sama dan pakteh tambahkan gambar2 terbaik presiden BUSH yang sudah pasti bukan pakteh yang tangkap gambaq tu. Bukan berniat untuk mempromosikan KJ di blog ini tetapi tertarik dengan bagaimana gambar boleh menceritakan seribu kemungkinan. Sebagai Ahli Parlimen, Naib Ketua Pemuda UMNO dan beberapa jawatan lain, memang gambar seperti ini adalah lumrah. Lim Kit Siang juga akan berbuat perkara yang sama. Begitu juga dengan Anwar Ibrahim, Ibrahim Ali, Ali Rustam, Rustam A Sani, Sani Sudin, Sudin dalam seniman bujang lapok dan sesiapa sahaja waima seorang pembunuh sekalipun, pasti akan ada senyuman yang terukir bila tiba masanya.

Rasa pakteh gambar-gambar sebegini DS Khir Toyo lagi banyak dan koleksinya pasti berada di setiap lokasi yang dilawati samada perasmian sekolah, lawatan ke rumah anak yatim, Majlis penyerahan sumbangan atau program lawatan ke pasar malam. Pakteh percaya DS Khir Toyo takkan menggunakan gambar sebegini untuk menunjukkan kebaikkan dirinya. Bukan bermakna blogger yang meletakkan gambar KJ ini tidak baik, bukan begitu cuma gambar-gambar sebegini terlalu biasa.

Siapa kita untuk menilai keikhlasan KJ, Khir Toyo dan Mukhriz?. Mungkin pakteh boleh meletakkan gambar Mukhriz jika pakteh pro beliau atau gambar Khir toyo namun akan kelihatan pakteh terdesak untuk memikat hati semua orang melalui gambar. Apapun keadaanya, Mukhriz, Khir Toyo dan KJ memang diakui mempunyai karektor sebagai pemimpin.

p/s: Gambar boleh menipu atau menceritakan kebenaran tetapi track record yang diketahui orang akan menentukan rumusan mereka terhadap gambar yang dilihat.

*** Gambar Khir toyo, Mukhriz dan Bush pakteh yang letakkan, bukan dari blog Pro Khairy. TQ

Friday, November 21, 2008

Kita Lupa?

Assalamualaikum,
Dalam kesibukan dok komplen pasai BABI, kita lupa beban kewangan rakyat makin bertambah.
Dalam kesibukan dok komplen pasai Pengkid, kita lupa anak dara kita sekedudukan dengan mat bangla.
Dalam kesibukan dok komplen isu tulisan jawi, kita lupa anak muda kita ramai tak sembahyang.
Dalam kesibukan kita bercakap soal bangsa Melayu, kita lupa anak bangsa (MELAYU) kita sebenarnya suka kepada Kebaratan.
Dalam kesibukan kita bertanding jawatan dalam UMNO, kita lupa ada insan yang kelaparan dan sengsara.
Semuanya kerana kita sibuk. Kadangkala kita buat2 sibuk sehinggakan untuk melihat wajah anak pun tidak berkesempatan. Apatah lagi untuk melihat berapa markah anak dapat peperiksaan akhir tahun yang lalu. Jika markah pun tidak dijengah, jangan mimpi untuk menganalisis peratusan, perbandingan dan pencapaian awal tahun dan akhir tahun. Akhirnya perjuangan dalam politik yang kononnya ingin memartabatkan Agama, Bangsa dan Negara menjadi sia-sia kerana anak sendiri terbiar.
Memang hakikatnya anak itu diberikan sumber kewangan yang cukup untuk belajar tetapi ilmu tanpa pedoman hanya akan menghasilkan anak-anak yang kita lihat pada hari ini. Dalam menegakkan negara Islam, isu BABI yang dimainkan. Dalam membuktikan kehebatan dan waja diri, isu perkauman yang dibangkitkan. Paling jelas, semua mainan ini dimulakan oleh insan yang mengangkat diri mereka sebagai pemimpin masyarakat. Lebih dahsyat lagi, pemimpin muda yang lahir selepas merdeka atau diambang merdeka seolah-olah mengungguli retorik setiap isu.
Alangkah manisnya jika semua yang ingin menggelarkan diri mereka pemimpin, BN atau PR mempunyai hati dan jiwa yang benar-benar tulus. Biarkan DAP memperjuangkan kaumnya tetapi sewajarnya berlandaskan lunas-lunas yang dibenarkan. Biarkan juga PAS dengan politik keagamaannya tetapi juga mesti mengikut hukum yang diizinkan. Jika suasana ini dapat diwujudkan, fitnah, caci, maki hamun, tomohan dan tuduhan yang tidak berasas tidak akan timbul. Memang sukar untuk melaksanakannya dalam masa terdekat tetapi jika tidak dimulakan, 100 tahun lagi isu dan permasalahan hari ini tidak akan dapat diselesaikan.
Pendekatan ini tidak dapat dilakukan melalui arahan mana-mana pihak tetapi wajib lahir dari hati yang ikhlas dan suci. Paling asas, kembali kepada agama kerana setiap seorang dari kalangan pemain drama politik di Malaysia ini sudah pasti menganuti agama masing-masing dan percayalah...tidak ada agama yang inginkan keburukan. Jadi, inilah asasnya untuk menjadikan Negara Malaysia ini segala-galanya baik...bukan hari ini tetapi 100 tahun akan datang. Sifat dan keperibadian yang ingin dibentuk ini memerlukan masa dan sudah 50 tahun berlalu selepas merdeka, acuan sekarang ini GAGAL. Oleh itu anggaplah 100 tahun akan datang adalah satu jangka masa yang pendek dan secara ikhlas, ubahlah minda anak-anak hari ini ke arah yang positif.
Perubahan minda anak-anak ini hanya boleh dilakukan dengan setiap insan yang hidup pada hari ini sedaya-upaya melakukan kebaikkan dan menjauhkan kejahatan. Bolehkah ini dilakukan...percayalah...mustahil akan dapat dilaksanakan. Oleh itu pilihan yang ada ialah setiap pemimpin masyarakat tanpa mengira parti atau pegangan agama haruslah memulakan langkah ini. Janganlah lagi ditonjolkan perbahasan parlimen yang menjelikkan. Jangan lagi timbul isu-isu yang melukakan hati orang lain. Jangan lagi menggunakan sesuatu undang-undang dengan cara tidak sepatutnya dan apa sahaja yang boleh mendorong kepada perasaan tidak puas hati orang lain.
Pendekatan ini juga sebenarnya mustahil untuk dilakukan kerana sifat semula jadi insan yang ingin memimpin, rakus untuk memonopoli kuasa. Kerakusan ini akhirnya mendorong tindakan yang menghalalkan cara dan akhirnya tidak ada batasan lagi untuk menghina dan menfitnah seseorang.
Menyedihkan kerana pada pengakhirannya...negara Malaysia ini bukan lagi semakin baik malah dilunyaikan oleh kerakusan rakyatnya sendiri. Biar 100 tahun diusahakan, jika sikap tidak berubah...pasti 100 tahun hanya sekadar seperti 100 hari. Beban kewangan rakyat tetap makin bertambah. Anak dara kita tetap sekedudukan dengan mat bangla. Anak muda kita tetap ramai tak sembahyang. Anak bangsa (MELAYU) kita sebenarnya tetap suka kepada Kebaratan. Insan yang kelaparan dan sengsara tetap ada.

p/s: Betoika semua ni....betoi la...apa ingat main-mainka?

Monday, November 17, 2008

SUKJ tak siarkan soalan pakteh


Assalamualaikum.
Kepada rakan2 yang membaca msg ini...harap boleh tanyakan juga kepada SUKJ (gambar di sebelah) yang mengakui dirinya pro KJ, mengapa tak siarkan soalan pakteh tentang blog pengkhianat yang kononnya pro Mukhriz.
SUKJ ada membuat kenyataan dalam blognya bahawa wujud blog yang cuba memburuk2kan blogger yang pro KJ...dan dalam komen terawal pakteh...pakteh juga berkemungkinan setuju dan tak setuju dengan kenyataan itu.
Apa yang pakteh persoalkan ialah apabila SUKJ membuat kesimpulan dalam komennya bahawa blog pengkhianat itu PRO Mukhriz. Pakteh boleh terima jika blogger yang dituduh pengkhianat itu pro mukhriz sekiranya terdapat kenyataan, artikel, gambar atau sebarang bukti nyata atau tak nyata bahawa blog itu menyokong Mukhriz.
Apa yang pakteh temui pada blog tersebut ialah kenyataan yang memburukkan Najib dan Rosmah dan terdapat satu artikel yang terang2 menyokong KJ. Jadi disini pakteh merasakan SUKJ bertindak menuduh blogger tersebut sebagai pro Mukhriz adalah tuduhan sambarono tanpa bukti kukuh. Sepatutnya lebih sesuai dikaitkan blog itu dengan KJ.
Pakteh cuma inginkan kepastian dari SUKJ dimana bukti yang diambil sehingga beliau boleh menuduh/membuat kenyataan bahawa blog http://www.selamatkanumno.blogspot.com itu adalah blog pro Mukhriz...itu ja...tapi...sayangnya hingga hari ini..posting komen pakteh itu tidak disiarkan.
Kalau SUKJ boleh buktikan blog itu memang pro Mukhriz...pakteh terima cuma pakteh dan rakan2 akan berfikir adakah itu membuktikan Mukhriz juga terlibat?
Bagi pakteh...kita sama2 inginkan kepimpinan pemuda yang mampu membawa UMNO ke arah yang lebih baik...oleh itu ada baiknya cari kebaikkan dari ketiga2 calon. Bab nak sokong yang mana tu...terpulang..itu hak masing2...cuma dalam menulis...jangan menuduh tanpa bukti...apatah lagi membuat kesimpulan yang hanya berdasarkan kepada kehendak hati yang sememangnya pro KJ.

p/s: Rakan2 tolong sampaikan...
p/s: Blog SUKJ: www.suarasukj.blogspot.com
p/s: Blog yang dituduh pengkhianat: www.selamatkanumno.blogspot.com

Betoika blog tu pro Mukhriz...hehe..artikel yang menyokong KJ ada laa...

Thursday, November 13, 2008

Adilkah?

Assalamualaikum.
Hak Bumiputera dipertikaikan....hak kaum lain di diamkan...Mengapa?
DEB dikaitkan atau diwar-warkan dengan Melayu/Bumiputera...Sedangkan DEB juga memperjuangkan hak-hak kaum lain...mengapa?
Status MELAYU di main-mainkan....status kaum lain didiamkan...pasaipa?

Klik pada gambar untuk lebih jelas


Kepada MELAYU yang menjadi pejuang kaum lain atau kaum lain yang menjadi pejuang untuk kaum sendiri...fikirkan mengapa dengan segala tuduhan dan tomohan terhadap MELAYU selama ini, bangsa lain masih boleh bersaing dan kedudukannya lebih tinggi dalam bidang ekonomi. Jika MELAYU jahat, jika MELAYU zalim, jika MELAYU tidak adil.....kedudukan kaum-kaum lain pakteh percaya tidak seperti keadaan seperti hari ini. Percayalah....kaum MELAYU amat-amat menghormati segala kontrak sosial dan hubungan harmoni yang terjalin selama ini. Kaum MELAYU amat sedar bahawa mereka bersaing dipadang yang tidak sama tetapi kerana berpegang kepada prinsip hak orang lain tidak boleh dirampas....kaum MELAYU merelakannya. Puluhan malah ratusan tahun MELAYU dalam kedaifan ekonomi...adakah MELAYU menghukum kaum lain? tidak...kerana kaum lain berjaya atas kerelaan MELAYU.

Mengapa kebaikkan ini sering dipersoalkan malah...akhir-akhir ini kebaikkan ini sudah menjadi seperti melepaskan anjing yang tersepit. Percayalah....pakteh suka dengan bidalan "melepaskan anjing tersepit" ini. Anjing yang dilepaskan biasanya akan menggigit orang yang menolongnya..terutama anjing liar yang tidak ada tuan, tidak ada tanah milik sendiri. Memang sudah ditakdirkan begitu kerana naluri mengigit itu sudah sebati dalam darah daging seekor anjing. Namun...anjing itu tidak sedar bahawa....anjing yang menggigit hanya mampu mencederakan orang tersebut tetapi orang itu akhirnya...tanpa pilihan yang banyak akan terpaksa membunuh anjing itu. Memang seperti hilang nilai kemanusiaan dalam diri orang itu tetapi kerana anjing itu menyerlahkan sifat ganas kebinatangannya....hukuman setimpal ialah..bunuh. Ini adalah kerana anjing liar hanya boleh diuruskan dengan prinsip "Membunuh atau dibunuh" dan akhirnya kita akan bersetuju bahawa pilihan ditangan orang itu...bukan anjing.

p/s: Tidak ada sekelumit niat untuk mempermainkan isu perkauman tetapi sekadar memberi ingatan kepada semua kaum bahawa keharmonian dan keamanan negara ini tidak ada nilainya. Sama-samalah kita jaga dan sayangilah semua orang kerana kita adalah bangsa MALAYSIA.

Friday, November 7, 2008

Hasil Kreatif dan seni...siapa anda nak pertikaikan seni?

Assalamualaikum.

Pakteh xbaca cerpen tersebut dan terima kasih kepada blogger Kamaludin yang meletakkan cerpen ini di blog beliau. Ini adalah petikan petikan terus dari blog beliau dan pakteh percaya dengan bidalan orang lama kita....ada ubi ada batas, ada hari boleh balas. orang berbudi kita berbahasa, orang memberi kita merasa. Orang tamak selalu rugi, seperti anjing dengan bayang-bayang. ikut hati mati, ikut rasa binasa, ikut nafsu...lesu.tak tumbuh tak melata, tak sungguh orang tak kata. Pakteh percaya begitu ramai anak seni MELAYU yang mampu menghasilkan pelbagai wadah kreatif untuk menempelak kaum lain secara kreatif tetapi itu tidak dilakukan demi keharmonian kaum. Namun...kesabaran ada batasnya....ini mungkin permulaan kepada hasil kreatif lain. (baca disini).

Politik baru YB J

Cerpen yang menjadi kontroversi

PAGI itu resah YB Josephine, yang lebih mesra dengan panggilan YB J sukar dikawal. Sepanjang perjalanan menuju ke Dewan Perhimpunan Warga Cha di ibu kota, fikirannya terganggu. Tuduhan bahawa dia anti-Islam dan anti-Melayu sungguh-sungguh menghantui perasaannya sejak malam tadi lagi. Entah mengapa baru sekarang dia begitu, dia sendiri tidak tahu. Dia juga tidak pasti sama ada pemandunya, Ahmad, menyedari gelora jiwanya ketika itu. Kalau dia tahu pun, peduli apa, YB Josephine berbisik sendirian.

Pemandu itu memang sedia maklum pendirian politiknya tentang kepentingan kaumnya vis a vis orang Melayu. Dan dia tahu Ahmad menghormati pendiriannya, walaupun dilihat anti- Melayu, anti-Islam sebagai hak asasi tinggal dalam sebuah negara demokrasi. Bukankah kebebasan asasi itu dijamin oleh Perkara 5 hingga Perkara 13 Perlembagaan Persekutuan. Tetapi YB J akui demokrasi ada yang tidak sempurna dan kerap disalahgunakan oleh pihak yang berkuasa. Tetapi hakikat itu tidak menghalang rakyat menempatkan pembangkang di Dewan Rakyat. YB Josephine adalah salah seorang daripadanya.

Ah, tudahan dia anti-Islam, anti-Melayu tuduhan yang melulu bentak YB J seolah-olah mahu menyedapkan dirinya.. Ia juga tuduhan yang tidak berasas, hati kecilnya bersuara lagi. Dia meyakinkan dirinya bahawa kenyataankenyataan yang dibuatnya atas nama pelbagai kaum untuk memperjuangkan kepentingan kaumnya, bukan sesuatu yang rasis. Amensty International, organisasi hak asasi antarabangsa akan menyetujuinya. Begitu juga dengan Bangsa-Bangsa Bersatu. Ketua Pembangkang, di Parlimen pun tidak pernah menganggapnya rasis. Yang menganggapnya rasis hanya orang Melayu di dalam Parti Orang Melayu (POM).

“Aku juga bukan anti-Islam. Aku bukan anti Melayu,” pujuk hati YB J yang sudah dua penggal bergelar YB itu, mewakili Parti Bertindak Rakyat. Parti itu dianggotainya sejak berada di kampus lagi, walaupun Akta Universiti dan Kolej Universiti melarang para siswa membabitkan diri secara langsung dalam mana-mana organisasi siasah. Lagi pun penguatkuasaan undang-undang itu sekadar melepas batuk di tangga. Lebih dari itu, ia adalah satu lagi undang-undang lapuk, kata YB J.

Kata hatinya lagi: “Aku sekadar memperjuangkan kepentingan kaum aku, sama seperti pemimpin Melayu dalam POM memperjuangkan kepentingan bangsanya, sama seperti pemimpin Parti Orang Islam (POI) berjuang untuk bangsa menggunakan wajah Islamnya.”

Malah YB J berasakan kelantangannya memperjuangkan kepentingan kaumnya itulah yang telah membantunya menang kali kedua kerusi Parlimennya. Kali ini dengan majoriti yang lebih besar lagi. Apa yang membanggakan dia adalah perjuangan yang dianggap anti-Melayu dan anti-Islam itu kini turut disokong pengundi-pengundi Melayu di kawasan pilihan rayanya itu. Pada mulanya dia sendiri terkejut apabila dimaklumkan sebahagian besar pengundi Melayu yang merupakan 20 peratus keseluruhan pemilihan berdaftar dalam kawasan Parlimen Alam Maya telah memangkahnya.

Ini satu perkembangan luar biasa. Tidak mungkin mereka menyokong aku, bisik hatinya. Tetapi apabila dimaklumkan oleh para pekerja parti bahawa pengundi Melayu di semua peti undi telah beralih arah mendokongnya, dia menerimanya dengan fikiran terbuka. Baguslah kalau orang Melayu menerima perjuangan Malaysia Barunya.

Tidak puas hati bermonolog dengan perasaannya, YB J secara spontan berpaling kepada Ahmad, pemandunya yang sejak tadi tekun dengan tugasnya.

“Kamu fakir saya anti-Islam, anti-Melayu?”

Pertanyaan

Ahmad yang sudah menghampiri usia bersara itu tidak menjawab, seolah-olah dia tidak mendengar pertanyaan itu. Matanya tertumpu ke jalan raya. Tugasnya adalah untuk mempastikan YB J selamat ke majlis yang ingin dihadirinya. Dan tiba tepat pada waktunya. Majlis itu penting kerana YB J akan mengadakan dialog dengan generasi muda seketurunan dengannya yang belajar di luar negara tetapi kebetulan berada di tanah air kerana bercuti. Ahmad sendiri tidak pasti sama ada pelajar yang pernah mempersendakan lagu Negara Ku sewaktu menuntut di sebuah universiti di Seberang Laut turut berada dalam kelompok itu. Kalau pun ada, pemandu YB J tidak ambil pusing. Budak itu memang kurang ajar. Ada ke patut Malaysia dianggap sebagai Negara Kuku (ejaan Inggerisnya cuckoo) yang bermaksud gila. Dan kreativiti digunakan untuk menghalalkan perbuatan biadapnya itu. Cuma Ahmad berfikir kalau semua orang dibiarkan menghina lagu Kebangsaan dengan lirik yang memperlekehkan kehidupan orang Islam, dan atas nama kreativiti, maka kesannya terhadap perhubungan kaum adalah negatif.

Ahmad tidak tahu apakah yang sebenarnya mengganggu bosnya itu sejak dari tadi lagi. Dia jarang begitu. Ahmad dapat mengesan YB J lain macam sahaja pagi itu. Dia dapat membaca keresahan dan kegelisahan YB J. Seolah-olah ada sesuatu yang tidak kena walaupun apa yang sebenarnya berkocak di dalam diri YB J dia tidak pasti. Sepanjang ingatan Ahmad, YB J juga tidak pernah berbual dengannya tentang politik, apa lagi tentang isu-isu semasa - kecuali memberi arahan yang ada kaitan dengan perjalanan atau jadual kerja. YB J juga tidak bertanya sama ada dia mengundi pom atau parti apa pada pilihan raya yang lalu.

Lazimnya, sepanjang perjalanan, baik ke pejabat atau majlis-majlis rasmi dan tidak rasmi yang lain, YB J akan menghabiskan masa membaca akhbar atau membelek-belek fail. Tetapi pagi itu YB J lain macam sahaja. Dia kelihatan resah. Gelisah. Fikirannya juga seolah-olah tidak menentu. Apa yang dibuat serba tak kena. Sekejap dia membelek ucapan utama yang akan disampaikan sebentar lagi menghuraikan gagasan Politik Baru Malaysia Baru yang dipeloporinya. Sekejap dia membelek akhbar-akhbar yang memang menemani YB J ke mana juga dia pergi.

Ahmad cuba mencongak mungkin keresahan YB J ada kaitan dengan suhu politik negara sedang panas ketika itu. Bahangnya terasa di mana-mana. POM sendiri sedang menghadapi pergolakan yang hebat berkait dengan kepimpinannya. Pertarungan kepentingan puak-puak di dalam parti sedang mengambil tempatnya. Kalaulah tidak kerana kedudukan politik kerajaan agak lemah selepas kehilangan majoriti dua pertiga, sudah lama Operasi Lalang, seperti yang pernah dibuat pada 1987, dilaksanakan, agaknya. Mungkin juga tidak kerana di bawah kepimpinan sekarang, kerajaan mengambil sikap yang lebih liberal terhadap para pengkritiknya.

Ahmad juga terfikir mungkin perasaan YB J terganggu dengan tindakan kalangan yang tidak diketahui siapa mereka melempar bom petrol ke rumah keluarga ahli Parlimen Sepohon Beringin, Su Lan. Barangkali, fikir Ahmad, YB J, bimbang kejadian yang sama boleh menimpa diri atau keluarganya.

Mana tahu selepas keluarga Su Lan, bosnya YB J pula yang menjadi mangsa. Dan yang dilempar itu bom betul-betul. Meletup pula. Tidakkah nahas YB J. Sekonyong-konyong Ahmad terbayang kejadian letupan bom berani mati yang berlaku di Damsyik, Syria yang ditonton menerusi Buletin Utama di TV3 beberapa hari lalu. Kalau kejadian yang sudah menghiasi kehidupan harian di Iraq, Israel, Tebing Barat, Gaza atau Afghanistan itu menular di negara ini, alangkah malangnya bumi bertuah ini. Minta disimpang malaikat 44, Ahmad berkata sendirian di dalam hatinya.

Tetapi fikir Ahmad, amaran kalau tidak diendahkan berbahaya. Dia teringat apa yang diceritakan berlaku pada 13 Mei 1969. Bapanya menceritakan dalam tragedi selepas pilihan raya umum pada 10 Mei itu, orang Cina dan Melayu berbunuh-bunuhan. Perjuangan yang mahu menafikan hak-hak istimewa orang Melayu dan kaum bumiputera lain yang dijamin oleh Perlembagaan Persekutuan, tidak dapat diterima oleh mereka. Kata-kata kesat dan menghina orang Melayu oleh para penyokong parti-parti pembangkang sewaktu berarak meraikan kemenangan besar di Kuala Lumpur dan bandar-bandar utama lain pada pilihan raya 1969 itu tidak dapat ditelan oleh orang Melayu. Parang yang terbiar tumpul selama ini diasah tajam. Dalam keadaan itu tercetuslah pergaduhan yang dahsyat menyebabkan Parlimen digantung dan pemerintahan darurat diisytiharkan. Negara diletakkan di bawah perintah berkurung. Ahmad sendiri belum lahir ketika itu. Tidak lama selepas itu, peralihan kuasa berlaku daripada Tunku Abdul Rahman kepada timbalannya, Tun Abdul Razak.

“Mat, saya ni anti-Melayu dan anti-Islam ke?,” YB J secara mendadak mengulang semula pertanyaannya apabila tiada jawapan daripada pemandunya.

Ahmad, yang sejak tadi membisu seribu bahasa selamba menjawab: “Mungkin tidak YB.” Dia memberi jawapan berlapik. Maksudnya: Mungkin tidak, mungkin ya bergantung pada mata yang menilai.

“Apa maksud kamu mungkin tidak.”

" Ini soal persepsi YB. Persepsinya begitulah. Hakikatnya YB tidak membenci Melayu tidak juga membenci Islam. YB sekadar memperjuangkan kepentingan kaum YB. Tidak salah YB berbuat demikian. Kalau YB tidak memperjuangkan kepentingan kaum YB sendiri, siapa lagi. Tetapi cara YB itu barangkali disalahertikannya.”

“Maksud kamu?" Tanya YB J yang masih belum jelas lagi.

Bergantung

“Yalah, ia bergantung pada mata yang memandang. Bukan sahaja di kalangan orang Melayu, tetapi di kalangan bukan Melayu. YB kena ingat di kalangan bukan Melayu pun bukan semuanya menerima politik baru Malaysia baru YB. Kalau tidak masakan parti satu kaum seperti Parti Orang Cina (POC) masih boleh bertahan.”

“Apa maksud kamu. Saya tidak begitu jelas?"

“Yalah bagi YB perjuangan YB adalah pelbagai kaum. Tetapi dalam tindak tanduk, perjuangan pelbagai kaum YB itu tidak tertonjol. YB mahu menghapuskan tulisan jawi dan ganti dengan tulisan Cina . Bagi mereka itu bukan perjuangan pelbagai kaum. Ia perjuangan satu kaum. Kalau benar pelbagai kaum, YB patut mempertahankan tulisan jawi.” Ahmad memberanikan diri untuk memberikan pandangannya.

Mengesan bosnya ingin mendengar pandangannya lagi, Ahmad berkata: “Patutnya kalau YB benar-benar ingin menjadi pejuang pelbagai kaum, kepentingan orang Melayu jangan diketepikan sewaktu mengetengahkan kepentingan kaum Cina. YB perjuangkan kepentingan kedua-duanya sekali. Penerimaannya saya pasti berbeza. YB akan dilihat sebagai mahu menjaga kepentingan kaum YB, tetapi pada waktu yang sama tidak menafikan hak orang Melayu.”

Itu perjuangan POM dan POC, dengus YB J di dalam hatinya. Bosan aku dengan Si Ahmad ini, dia berkata sendirian. Aku penganjur politik baru dan tidak mahu terikat dengan kerangka politik lama, katanya lagi kepada dirinya.

Perbualan YB J dengan pemandunya habis di situ sahaja. Dia tidak mahu lagi mendengar pandangan karut pemandunya. Dia mahu terus melayan perasaan: Aku percaya pada Politik Baru Malaysia Baru, tegas YB J pada dirinya. Setiap warganegara, tanpa mengira apa keturunan mereka patut diberi hak yang sama mengikut undang-undang. Tidak ada bangsa yang patut diberi layanan istimewa. Tidak ada warga yang patut diberi darjat atau kelas kedua. Kita semua orang Malaysia.

YB J enggan melayan Ahmad lagi. Sebaliknya, dia membelek akhbar Utusan Malaysia yang secara rasmi diboikot oleh partinya. Perhatiannya tertumpu pada artikel berjudul Jangan Padam Rekod Negara yang ditulis oleh seorang generasi muda Cina yang menolak tesis politik baru Malaysia baru.

Ah, satu lagi propaganda yang memperlekehkan kaum aku, dengus hati YB J. Jangan-

jangan yang menulis artikel ini orang Melayu. Mereka masih menganggap kaum aku sebagai berketurunan pendatang. Tidak guna punya generasi baru. Dengus YB J. Bisik hatinya lagi: Betullah dulu nenek moyang aku berhijrah ke bumi bertuah ini untuk mencari kekayaan, membebaskan diri mereka daripada kemiskinan dan keperitan hidup di China. Itu dulu. Generasi Cina sekarang sudah menjadi warganegara Malaysia dan mereka hendaklah dilayan seperti warganegara Malaysia..

Dikejutkan

Sedang YB J asyik dengan lamunannya, dia dikejutkan dengan suara pemandunya yang memaklumkan, “Kita sudah sampai YB.”

Menunggu dia di luar ialah para penganjur dialog yang bakal berlangsung. Salah seorang daripada mereka membuka pintu kereta YB J, bersalaman dengannya dan memperkenalkannya dengan ahli jawatankuasa penganjur yang lain. Diiringi oleh mereka, YB J dibawa ke pentas. Menurut kiraannya ada 500 orang di dalam dewan pagi itu. Dia bangga dengan kehadiran begitu ramai anak bangsanya yang ingin bertemu dengannya. Apa yang lebih membanggakan YB J ialah mereka belajar luar negara dengan biayai sendiri, bukannya bantuan kerajaan.

Selepas ucapan-ucapan aluan oleh pengerusi penganjur selesai, YB J dijemput untuk memberi ucapannya. Inilah detik-detik yang ditunggu-tunggu oleh YB J. Gagasan politik baru Malaysia barunya akan dihebahkan kepada dunia bebas. Dia teringat buku Kee Thuan Chye yang berjudul 8 Mac The Day Malaysian Woke Up. Momentum rakyat Malaysia atau lebih tepat lagi warga bukan Melayu Malaysia yang sudah jaga dari lena itu mesti ditingkatkan. Pagi itu dia berazam untuk berbuat demikian.

Tetapi tanpa diketahui oleh YB J, di kalangan 500 orang generasi muda yang hadir pada pagi itu ada yang tidak setuju dengan pandangan politiknya itu. Salah seorang daripada mereka berazam untuk membetulkan penyimpangan politik YB J dengan caranya yang tersendiri.

Apabila YB J bangun untuk menuju ke rostrum ucapan, seorang anak muda dari belakang pentas berjalan tenang menuju ke arahnya. YB J tersenyum kepadanya. Dia menyangka anak muda seketurunan dengannya ingin mengiringinya ke rostrum atau bersalaman dengannya.

YB J menghulurkan tangan. Tiba-tiba YB J tergaman dan berdiri kaku. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tergenggam erat pada tangan anak muda yang seolah-olah mahu membalas salam tangan yang dihulur itu ialah sepucuk pistol jenis Revolver yang betul-betul diajukan ke arah dada YB J.

Tanpa berkata apa-apa, anak muda itu melepaskan beberapa das tembakan. Salah satu daripadanya tepat mengenai jantung YB J. Dia rebah ke lantai.

Para hadirin menjadi panik. Mereka yang berada di atas pentas turut tergamam melihat apa yang berlaku. Kejadian menjadi hiruk-pikuk dan tidak terkawal. Pihak penganjur yang tidak menduga kejadian malang itu berlaku, tidak tahu berbuat apa-apa. Beberapa orang anggota polis berpakaian preman yang menjadi tetamu yang tidak diundang dalam majlis itu, meluru ke arah pentas. Rakan-rakan mereka yang berpakaian seragam yang berkawal di luar juga bergegas masuk ke dewan.

Tetapi belum sempat mereka berbuat apa-apa, kedengaran beberapa das tembakan lagi. Kali ini yang rebah adalah anak muda itu sendiri.

Apabila pihak polis tiba di tempat kejadian, kedua-dua mereka - YB J dan anak muda yang berpakaian kemas itu, sudah tidak lagi bernyawa.

Sewaktu pemeriksaan dibuat ke atas mayat anak muda yang tidak dikenali itu, terselit sehelai nota yang ditaip rapi, ditulis dalam bahasa Kebangsaan.

Ia berbunyi: YB Josephine adalah ancaman terhadap keharmonian. Lebih baik riwayatnya ditamatkan supaya masyarakat berbilang kaum boleh tinggal aman damai di negara bertuah ini. Saya berkorban untuk masa depan.

Cerpen karya Chamil Wariya yang menyebabkan DAP panas bontot di Parlimen... Laughing

p/s: Betoika demi seni dan kreativiti...semuanya harus kita terima?

Edisi WAJIB baca

Kepada Sahabat-sahabat Blogger Yang Mana Link Blog Anda belum Di Letakkan Dalam List Blog Pakteh Di Harapkan Agar Dapat Meninggalkan Komen Bagi Memudahkan Pakteh Mengenal pasti Link Blog Yang Tercicir! (dalam proses update untuk tambahkan sebanyak mungkin link Pro UMNO/BN)
Terima Kasih